Pembuka

Assalammualaikum..

Kamis, 22 Maret 2012

Insiden Sendal Jepit

Bismillahirrahmannirrahim.....

Bulan maret ini adalah bulan yang sangat berwarna. Setelah beberapa minggu ke belakang kami jalan-jalan ke Ragunan, Depok Town Square, beberapa plaza di depok, makan di food court dan berbelanja di pasar, semua terasa menyenangkan. Apalagi kami sangat enjoy, tinggal di tempatlku tinggal sekarang, di daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan. Boleh dibilang aku ngontrak, kontrakannku yang sederhana ini dekat dengan pemukiman penduduk dan rumah para kontraktor(aku menyebut orang yang mengontrak rumah dengan sebutan ini :D).sebagai kontraktor baru, tentu akau harus membiasakan diri dengan segala yang ada di lingkunganku. Anak-anak yang sering main di halaman rumah padahal sudah ku pel, jeritan dan tawa anak-anak yang sedang bermain layangan di depan rumah, seru pada awalnya dan tak pernah ku anggap pusing.

 Aku berkenalan dengan tetangga, mengobrol seperlunya saat akan membeli sayur di tukang sayur, saling tegur sapa saat bertemu dan berjemur. Indah sekali. Mulailah, aku cukup jengkel saat ayam tetangga masuk ke dalam rumahku,Hingga akhirnya beberapa tetanggaku akan menikahkan puteri dan putra mereka, dan ada di antara mereka yang meminjam halam rumah dan terasku sebagai tempat penyimpanan makanan untuk para tamu. Tanpa izin mereka memasang kursi dan aku semakin kesal karena mereka menginjak teras yang aku sudah bersihkan. Rasanya mau marah dan kesal.
 Tapi aku pun mengerti mungkin karena sibuk mereka sampai tak meminta izin untuk menggunakan tempatku. Aku sendiri kesulitan keluar dari rumah untuk menghadiri acara pernikahan itu. ya Ampuun... gondok, kesal. akhirnya Bapak dari mempelai minta izin untuk mereka menimpan meja dan kursi di teras. Aku pun akhirnya tersenyum walau dalam hati kesaal setengah mati. Berkali kali aku istighfar..aku tak boleh terlihat kesal didepan orang lain. Akhirnya setelah melewati pesta semalam suntuk,dan kepala ini sudah dalam stress karena lagu dangdutan sangat menggema, hingga telingaku rasanya sakit, akhirnya Jam 1 semua keheningan tercipta, Alhamdulillah.Aku baru bisa tertidur. satu hal yang aku dapati ketika keluar rumah besok paginya, halaman dan teras sudah berish dan kinclong.
Setelah kejadian itu aku makin mafhum terhadap kondisi para tetanggaku, mungkin akrena tingkat pendidikan, atau mungkin karena kebiasaan, sudah tak menjadi masalah untuk menggunakan halaman atau apapun atanpa seizin yang empu nya rumah. Miris benar..padahal di kampungku, mau lewat saja sudah menjadi kebiasaan untuk meminta izin, atau bila meminjam lahan orang, atau halaman ornag maka datang baik-baik sebelum hari H. Perasan tak betah mulai menggelayuti hatiku. Tapi aku tetap bersabar saja. ada kejadian lucu, saat aku dan suamiku sedang bercengkrama di dalam rumah, kudengar suara bisik-bisik ibu-ibu diluar. Suamiku melihat keluar rumah, mencari sumber keributan, ternyata tidak ada apa-apa.
 Akhirnya suamiku memutuskan untuk berkeliling, barulah ketika akan masuk ke dalam rumah kembali, suamiku menemukan fakta bahwa sendal jepit hijau yang biasa kami gunakan telah raib!padahal ketika kami sedang mengobrol tadi sendal jepit hijaunya masih tergolek lemas berjajar dengan sendal jepit biru milikku. Aku dan suami sibuk mencari. Bukan masalah nominal dari sendal jepit nya, tapi karena aku dan suami boleh dibilang sangat menghargai terhadap barang apapun yang kami beli, kami merasa sangat kehilangan. Aku teringat peristiwa peminjaman halaman rumah yang tanpa izin, akhirnya membuatku berfikir bahwa sendal jepit itu hanyalah dipinjam karena kami menemukan bahwa ada sendal jepit yang talinya putus, disimpan sejajar dengan sendal jepit biru milikku.Mungkin si Empu nya sendal jepit yang talinya putus bermaksud meminjam sendal jepit milik suamiku, dan nanti akan dikembalikan. Suamiku nampaknya kesal,tapi aku menenangkannya dan tetap husnudzan. Sebab waktu tetanggaku pun meminjam halaman kami, besoknya halaman itu sudah bersih lagi, walau mereka tak meminta izin sebelumnya. Aku yakin kalau sendal jepit itu akan kembali. 
Seolah bermain tebak-tebakan, aku ingin membuktikan bahwa dugaanku benar,besok paginya aku keluar rumah, dan mendapati bahwa sendal jepit suamiku masih tidak ada, dan bahkan sendal jepit yang tali nya putus pun ikut raib, entah di ambil oleh tukang angkut sampah yang biasa mengambil sampah 2x seminggu, entah diambil kembali oleh si pemilik sendal jepit. Wallahualam..akhirnya suamiku pun bilang:
"Udahlah my..kalau memang itu sendal jepit harus jadi milik kita, nanti juga akan ketemu atau dikembalikan.."
Aku pun tersenyum. Miris sekali, betapa tidak aman nya daerahku. Sendal jepit aja bisa hilang. Aku harus lebih waspada. Agar sendal jepit biru milikku tidak dicuri juga :-D

4 komentar:

Ayo kirim komentar dan beri saya sebuah kritik ^_^ karena banyak spam jadi komentar nya saya moderasi.maaf :-)