Bunyi kipas angin memenuhi ruangan kamar di JL.Nyai
Enat D-42. Aku sendiri sedang asyik menulis di laptop, dan suamiku tersayang,
sudah terlelap tidur. Tak ada hal yang istimewa yang ingin ku tulis malam ini,
berangkat dari kebiasaan aku tidur malam, dari sejak masih gadis hingga
menikah, aku memang sudah terbiasa melakukan berbagai aktivitas di malam hari.
Sewaktu orang lain tertidur, biasanya aku malah memiliki banyak hal imajinatif
yang sangat sulit untuk tak kuapresiasikan. Dari mulai menulis puisi,ada ide
untuk menulis cerpen sampai menulis cerita horror.
Rasanya malam iini, aku hanya ingin menggambarkan kebahagiaanku,perasaan hati yang begitu dalam, datang dari palung jiwa yang seakan-akan sedang menyemai benih-benih cinta laksana sakura yang sedang diterpa angin sepoy-sepoy. Begitu berbunga hati ini, menyaksikan foto-foto pernikahan kami…saat dimana akhirnya aku dan Hisbi, suamiku tercinta, dipersatukan dalam ikatan suci Nya, dengan memohon Ridha, dan Maghfirah dari Rabb kami..pada tanggal 04 September 2011 kemarin.
Rasanya malam iini, aku hanya ingin menggambarkan kebahagiaanku,perasaan hati yang begitu dalam, datang dari palung jiwa yang seakan-akan sedang menyemai benih-benih cinta laksana sakura yang sedang diterpa angin sepoy-sepoy. Begitu berbunga hati ini, menyaksikan foto-foto pernikahan kami…saat dimana akhirnya aku dan Hisbi, suamiku tercinta, dipersatukan dalam ikatan suci Nya, dengan memohon Ridha, dan Maghfirah dari Rabb kami..pada tanggal 04 September 2011 kemarin.
Ada tangis haru, ada senyum bahagia saat akhirnya
penantian panjangku (6 tahun lebih)berakhir. Rasanya aku tak percaya bahkan
sulit kusadari bahwa kini, sandaran hatiku yang selalu kusayangi, kini telah
sah menjadi suamiku..ya..seseorang yang
akan mendampingiku saat aku sedih maupun senang, merawatku saat aku luka,
mengingatkanku dengan keindahan bahasa dan kelemah lembutan tutur kata saa aku
salah. Seseorang yang selalu kukagumi karena kepintaran, kecerdasan intelektual
dan kecintaannya pada Rabb nya..akhirnya menjadi suamiku.
Kecintaan yang sangat sederhana
ini, telah melintasi banyak medan waktu dan perjalanan panjang yang seakan tak
berujung,. Pertengkaran, kemarahan, emosi, mewarnai suka cita kami dalam
mearajut cinta selama ini. Tak ayal aku hampir berputus asa pada awalnya,
mungkin kami memang tak jodoh, fikirku dulu, ketika sedang benar-benar kesal
padanya. Tapi dia dengan sabar selalu menungguku, menanti aku menyadari
kekhilafanku, dan kemudian aku meminta maaf padanya. Saat aku sedang gengsi dan
tak merasa salah, maka ia dengan rendah hati meminta maaf padaku, dan dengan
keegoisanku, sangat sulit aku memaafkannya, meski pada akhirnya aku selalu
memaafkannya, dan kami kembali tertawa.
Ah Ya Allah..jadikan hati ini selalu menyatu dalam
cinta kasih yang selalu mengharap Ridha Mu…..hingga akhirnya dia berkata : “
Maukah kau menikah denganku..”
Tanpa bunga, tanpa bertulut, tanpa kata-kata romantis
sebelumnya..dan bahkan aku tak perlu berfikir panjang saat mengatakan : “
Ya..ya..aku mau..”
Dan perjalanan ini pun dimulai, dengan doa dari
orangtua, dari sahabat, dari teman-teman, dari orang-orang diskitar kami..: “Semoga
Kalian Menjadi Pasangan yang saling Mensyurgakan..” kata temanku siang
itu di Facebook..ada sarat makna
dibalik perkataannya di Wall ku..bahkan hingga menetes air mata ini
membacanya..ya..bisakah kami menjadi pasangan yang saling mensyurgakan?bisakah
kami saling mengingatkan dalam kebaikan?Insya Allah bisa….tanpa fondasi iman,
maka akan gagal lah sebuah rumah tangga. Aku ingin membangun rumah ini dengan
iman dan taqwa sebagai semen dan pasirnya, sehingga bagaiman pun bentuk rumah
itu, apapun batu bata, kayu, besi yang nanti akan menjadi bahan tambahan dalam
mewujudkannya, tetap ada semen iman dan pasir taqwa yang telah menyatu untuk
menjadi rumah yang kubangun..
Aku memiliki cinta yang tak tebatas untuk
suamiku..tapi cinta ini..tak kuharapkan melebihi cintaku pada pemilik diriku
yakni Allah SWT, Tuhan semesta alam..Sehingga aku tak ingin terlalu merasa
memilikinya, dan aku harus siap jikalau kapanpun ia pergi. Aku tak ingin cinta
ini membutakanku..yang nantinya akan merugikan diriku sendiri.
Pada malam pertama kami, dalam hatiku terbersit
kata-kata yang tak kukatakan, laksana sebuah asa yang terpendam, kukatakan
bahwa : “Suamiku tersayang..Engkau adalah tangan Allah yang Dia kirimkan untuk
menjadi imamku…aku ingin berbakti padamu sepanjang hidupku..aku akan berusaha
semampuku untuk selalu membuatmu tersenyum dan bahagia…”
(Hingga sampai aku menulis bagian ini, suamiku masih
begitu asik tertidur)
“I will Always Love You..Now and Forever..”
( Bisikku ditelinganya..entah ia mendengar atau tidak
^_^)
Subhanallah :')
BalasHapusbarokalloh..
semoga ketularan semoga ketularan semoga ketularan *berdo'a khusyu*
selamat berbahagia ya teh.. :)
BalasHapusmudah2an abi cepet nyusul..
dan maap ya teh, pas nikahan teteh ga bisa datang, abi na sakit pas waktu itu teh..
a rohim: iya,uwie jg udah cerita..gpp ath aa,jgn ngerasa ga enak.yg pnting mh doanya aja yaa..
BalasHapusTeh fitri: iya,semga ketularan,smga secepatnya y.. :)
:)
BalasHapusiya teh, sama-sama mohon do'anya, biar cepet nyusul .. hehehe
BalasHapuswidhy: kok cuma senyum ajah?hehehe
BalasHapusa rohim: iya atuh...selalu didoain biar cepet nyusul ya..sok lah sing enggal2... ^_^
selamat...
BalasHapusturut berbahagia