Pembuka

Assalammualaikum..

Rabu, 21 September 2011

With You

Bismillahirrahmannirrahim.....


Bunyi kipas angin memenuhi ruangan kamar di JL.Nyai Enat D-42. Aku sendiri sedang asyik menulis di laptop, dan suamiku tersayang, sudah terlelap tidur. Tak ada hal yang istimewa yang ingin ku tulis malam ini, berangkat dari kebiasaan aku tidur malam, dari sejak masih gadis hingga menikah, aku memang sudah terbiasa melakukan berbagai aktivitas di malam hari. Sewaktu orang lain tertidur, biasanya aku malah memiliki banyak hal imajinatif yang sangat sulit untuk tak kuapresiasikan. Dari mulai menulis puisi,ada ide untuk menulis cerpen sampai menulis cerita horror.

Rasanya malam iini, aku hanya ingin menggambarkan kebahagiaanku,perasaan hati yang begitu dalam, datang dari palung jiwa yang seakan-akan sedang menyemai benih-benih cinta laksana sakura yang sedang diterpa angin sepoy-sepoy. Begitu berbunga hati ini, menyaksikan foto-foto pernikahan kami…saat dimana akhirnya aku dan Hisbi, suamiku tercinta, dipersatukan dalam ikatan suci Nya, dengan memohon Ridha, dan Maghfirah dari Rabb kami..pada tanggal 04 September 2011 kemarin.
Ada tangis haru, ada senyum bahagia saat akhirnya penantian panjangku (6 tahun lebih)berakhir. Rasanya aku tak percaya bahkan sulit kusadari bahwa kini, sandaran hatiku yang selalu kusayangi, kini telah sah menjadi suamiku..ya..seseorang  yang akan mendampingiku saat aku sedih maupun senang, merawatku saat aku luka, mengingatkanku dengan keindahan bahasa dan kelemah lembutan tutur kata saa aku salah. Seseorang yang selalu kukagumi karena kepintaran, kecerdasan intelektual dan kecintaannya pada Rabb nya..akhirnya menjadi suamiku.
Kecintaan yang sangat sederhana ini, telah melintasi banyak medan waktu dan perjalanan panjang yang seakan tak berujung,. Pertengkaran, kemarahan, emosi, mewarnai suka cita kami dalam mearajut cinta selama ini. Tak ayal aku hampir berputus asa pada awalnya, mungkin kami memang tak jodoh, fikirku dulu, ketika sedang benar-benar kesal padanya. Tapi dia dengan sabar selalu menungguku, menanti aku menyadari kekhilafanku, dan kemudian aku meminta maaf padanya. Saat aku sedang gengsi dan tak merasa salah, maka ia dengan rendah hati meminta maaf padaku, dan dengan keegoisanku, sangat sulit aku memaafkannya, meski pada akhirnya aku selalu memaafkannya, dan kami kembali tertawa.

Ah Ya Allah..jadikan hati ini selalu menyatu dalam cinta kasih yang selalu mengharap Ridha Mu…..hingga akhirnya dia berkata : “ Maukah kau menikah denganku..”
Tanpa bunga, tanpa bertulut, tanpa kata-kata romantis sebelumnya..dan bahkan aku tak perlu berfikir panjang saat mengatakan : “ Ya..ya..aku mau..”
Dan perjalanan ini pun dimulai, dengan doa dari orangtua, dari sahabat, dari teman-teman, dari orang-orang diskitar kami..: “Semoga Kalian Menjadi Pasangan yang saling Mensyurgakan..” kata temanku siang itu di Facebook..ada sarat makna dibalik perkataannya di Wall ku..bahkan hingga menetes air mata ini membacanya..ya..bisakah kami menjadi pasangan yang saling mensyurgakan?bisakah kami saling mengingatkan dalam kebaikan?Insya Allah bisa….tanpa fondasi iman, maka akan gagal lah sebuah rumah tangga. Aku ingin membangun rumah ini dengan iman dan taqwa sebagai semen dan pasirnya, sehingga bagaiman pun bentuk rumah itu, apapun batu bata, kayu, besi yang nanti akan menjadi bahan tambahan dalam mewujudkannya, tetap ada semen iman dan pasir taqwa yang telah menyatu untuk menjadi rumah yang kubangun..
Aku memiliki cinta yang tak tebatas untuk suamiku..tapi cinta ini..tak kuharapkan melebihi cintaku pada pemilik diriku yakni Allah SWT, Tuhan semesta alam..Sehingga aku tak ingin terlalu merasa memilikinya, dan aku harus siap jikalau kapanpun ia pergi. Aku tak ingin cinta ini membutakanku..yang nantinya akan merugikan diriku sendiri.
Pada malam pertama kami, dalam hatiku terbersit kata-kata yang tak kukatakan, laksana sebuah asa yang terpendam, kukatakan bahwa : “Suamiku tersayang..Engkau adalah tangan Allah yang Dia kirimkan untuk menjadi imamku…aku ingin berbakti padamu sepanjang hidupku..aku akan berusaha semampuku untuk selalu membuatmu tersenyum dan bahagia…”

(Hingga sampai aku menulis bagian ini, suamiku masih begitu asik tertidur)

“I will Always Love You..Now and Forever..”

( Bisikku ditelinganya..entah ia mendengar atau tidak ^_^)

7 komentar:

  1. Subhanallah :')
    barokalloh..
    semoga ketularan semoga ketularan semoga ketularan *berdo'a khusyu*

    BalasHapus
  2. selamat berbahagia ya teh.. :)
    mudah2an abi cepet nyusul..
    dan maap ya teh, pas nikahan teteh ga bisa datang, abi na sakit pas waktu itu teh..

    BalasHapus
  3. a rohim: iya,uwie jg udah cerita..gpp ath aa,jgn ngerasa ga enak.yg pnting mh doanya aja yaa..

    Teh fitri: iya,semga ketularan,smga secepatnya y.. :)

    BalasHapus
  4. iya teh, sama-sama mohon do'anya, biar cepet nyusul .. hehehe

    BalasHapus
  5. widhy: kok cuma senyum ajah?hehehe

    a rohim: iya atuh...selalu didoain biar cepet nyusul ya..sok lah sing enggal2... ^_^

    BalasHapus

Ayo kirim komentar dan beri saya sebuah kritik ^_^ karena banyak spam jadi komentar nya saya moderasi.maaf :-)