Pembuka

Assalammualaikum..

Sabtu, 28 Mei 2011

Catatan Audina II

Bismillahirrahmannirrahim.....
(gambar didapat dari www.google.com)

H
ooaammm.....aku menguap dengan suara yang terdengar lebih seperti lenguhan sapi daripada manusia.....kupandang disekelilingku..ternyata semua orang sudah pergi dari kantor. Soalnya tak kutemukan satu orang pun karyawan di lorong atau di sebelah mejaku yang disekat-sekat..celingukan, seperti anak ayam hilang dari induknya, kucari-cari wajah Sarah atau siapapun, tapi tak ku temukan sejauh mata memandang. Saking asyik nya mengerjakan beberapa surat dan kontrak-kontrak yang aku persiapkan untuk menghadapi PT.Arta Paramita, sampai-sampai, tak kuhiraukan dunia disekitarku.

Sambil memutar-mutar kursi tempatku duduk, mengingat-ingat siapa saja yang tadi berpamitan..aha...nampaknya memang semua sudah berpamitan padaku, Sarah..Sri..Agus..Dhoni.hmm..bahkan semua nampaknya sudah berpamitan padaku. Kulirik selintas jam tanganku 17.30 wib. Pantas sepi...hmmmm...memangnya gak ada yang lembur ya....fikirku dalam hati..sms Sarah ah.....

“ Hey..maaf tadi aku ga memperhatikan kamu pulang..sudah di rumah ya?” terkirim..
Tak lama kemudian
“ iya udah..kamu sih sibuk banget sampai ga merhatiin..eh sukses ya buat malam ini...” jawab Sarah
“ Okey Ra..doain ya  ^_^” jawabku...
Kurengangkan badan..sejurus kemudian, aku berjalan ke arah pintu yang bertuliskan “Ruang Direktur”. Aku pun mengetuk pintu...terdengar ada yang menjawabku di dalam ruangan sana, aku pun masuk.
“ Maaf pak mengganggu..” kulihat Pak Pras sedang asyik mengetik di Laptopnya..entah menulis apa..aku tak ambil pusing. Memandangku sebentar, lalu meneruskan pekerjaan nya. Aku pun duduk tanpa dipersilahkan.
“ Pak sudah pukul 5 lebih 30 menit..kita ada agenda untuk ke pesta PT.Arta Pak..”kataku sengaja menggantungkan kalimat..si Jutek itu sama sekali tidak memandangku. Setelah dia save pekerjaannya, barulah dia memandangku.
“ Sekarang kita ke Plaza Indonesia dulu. Ini saya sudah ketik biodata saya, tentang saya dan hal-hal pribadi tentang diri saya yang kamu harus tau selaku pacar saya. Sebaliknya, kamupun harus menceritakan tentang dirimu. Tapi itu bisa kita lakukan di mobil, jadi sekarang, kamu terima ini, kamu baca dan pelajari lalu kita berbicara lagi nanti..” aku melongo msambil menerima beberapa kertas yang Bos ku sodorkan, setelah kubaca sekilas, judul di atasnya Curriculum Vitae.. gila!kayak mau melamar pekerjaan aja...kataku sambil tertawa dalam hati..

“Ada yang lucu?” katanya dingin dan ketus..Arrgh..ingin ku tonjok muka nya.
“ Tidak pak..”kataku kilat.tak mau membuat banyak masalah..
“Mari kita pergi” sambil mempersilahkan aku keluar duluan di pintu,di a mengekor di belakang. Aku pun merasa tak enak, kuperlambat langkahku dan kami pun berjalan sejajar. Triing..pintu lift membuka..kami pun masuk. Langsung kutekan GF, dan lift pun melaju. Tak ada yang bicara, tak ada senyum, canda tawa. Gariiing bangett..
Akhirnya sampai juga di tempat parkir yang sore itu sudah cukup legang, hanya beberapa mobil saja yang ada disana. Setelah mematikan alarm, Pak Pras membukakan pintu untuku, tak biasanya, lalu akau pun masuk ke dalama mobil Nissan Terrano miliknya itu.
Setelah keluar dari gedung, kami pun menuju ke plaza Indonesia, tujuannya hanya satu, yakni membeli gaun yang “pantas” untukku, yang tidak memalukannya. Huh..menyebalkan..kuamati isi mobil yang nyaman ini..ada beberapa jas dan kemeja yang tergantung disana..kurasa itu adalah baju yang pak pras akan kenakan nanti malam.


Kuperhatikan kemeja nya berwarna biru langit dan hijau, kuharap dia akan memilih yang biru..karena aku sangat suka warna biru.eh..apapun yang dia gunakan, ya terserah dia saja, kok aku yang repot. Mengalihkan pikiran, aku pun memandang CV Pak Pras, nama, alamat, pendidikan terakhri, hobbi dan hey, ada yang sangat menarik ditulisnya disitu,Hobby: Saya suka sekali memotret, binatang apapun..termasuk kucing persia tetangga yang sering sekali saya potret.
“ Hahaha..”aku pun tak bisa menahan tawaku..membayangkan pose si jutek dengan kamera nikkon nya saat sang empu nya kucing tidak ada di rumah sambil celingukan untuk mendapat  waktu yang tepat untuk memotret...
“ Ada yang lucu di..” tanya Pak Pras
“ Hehe...ini pak..membaca curriculum vitae bapak..lucu sekali, apalagi pas saya baca tentang hobby bapak..ternyata bapak orangnya lucu y...”kataku sambil tersenyum..tapi takut dia marah. Reaksinya diluar dugaan, pak pras malah memandangku lalu tersenyum lembut. Hah??untuk pertama kalinya aku lihat orang itu tersenyum..perasaanku jadi menghangat...waduh...

Segera kutundukan pandangan, menghindari tatapannya. Pak pras kembali menatap ke depan, kuperhatikah, raut mukanya tampak tegang lagi, kaku, dingin. Kenapa ya, ada orang yang begitu mudah membuat ekspresi dari lembut, menyenangkan untuk dilihat, ke ekspresi yang dingin dan tanpa perasaan apapn. Secepat itukah dia berubah?erangku dalam hati.....
“ Coba ceritakan tentang dirimu di...” katanya dingin..
“ Nama saya audina, saya lahir tanggal 22 oktober, saya sangat suka membaca, menulis, dan memotret..saya punya cita-cita sebagai pegawai bank tapi ayah saya malah menyekolahkan saya ke akademi sekretaris..saya sangat suka warna biru, karena warna biru membuat hati saya tenang dan damai...saya suka makan, saya suka..hmm..apalagi ya..ya pokoknya begtulah..banyak hal yang saya sangat sukai di dunia ini..oya saya juga sangat suka menonton film di bioskop..”kataku meracau..entah dia mendengar atau tidak..terserahlah. Ekspresinya datar sih..

“ Saya anak tunggal, asal dari tasikmalaya, sebuah kota kecil di daerah jawa barat, setelah kematian nenek, ibu menjadi sangat sedih, seingat saya, saat usia 6 tahun, kami hijrah ke jakarta, sekarang tinggal bersama ayah..karena ibu telah lama meninggal...sekitar 1 tahun setelah kami pindah kesini”...”ayah adalah ayah terbaik yang saya miliki..karena ayah memutuskan tidak menikah lagi, karena takut saya akan disiksa oleh ibu tiri, beliau yang membesarkan saya sendirian..sayang karena ayah kehilangan pekerjaan, beliau jadi tidak bersemangat seperti dulu, ditambah penyakit Diabetes yang dideritanya, ayah semakin terpuruk dalam kesedihan..terkadang saya sering melihat ayah menangis sambil memeluk foto ibu saya, dan bahkan dalam sakitnya, ayah selalu berdoa untuk ibu..”kataku menghela nafas panjang....

“ Sedihnya, saya hanya bisa merawat ayah saya semampunya..semampu yang saya bisa..tanpa bisa berbuat lebih banyak lagi untuk kesembuhannya bahkan untuk menawarkan luka  yang sangat perih karena kehilangan seseorang yang dicintainya...”tanpa aku sadari..air mata ini mulai merebak..tanpa bisa kutahan...Pak Pras menyodorkan beberapa lembar tissue yang segera kuterima..
“Terimakasih pak...”kataku....saat memandang Pak Pras, dia pun memandangku..dengan tatapan yang sangat lembut..seakan mengizinkan aku untuk menangis lebih lama bila aku mau..tapi tidak..akau tak ingin terlihat lemah dimatanya..aku tak ingin dia melihatku dalam keadaan seperti ini. Segera aku alihkan perhatianku..pada langit senja, pada keramaian jakarta, pada lampu-lampu jalanan yang menawarkan warna-warni indah..
Plaza Indonesia sudah di depan mata, bangunan yang begitu indah. Di tempat parkir, Pak Pras tak segera membuka pintu..aku pun tak mengerti..kubiarkan saja...

“ Saya tau ini mungkin hal yang sangat menyebalkan..tapi saya tak bisa mendengarkan saja tanpa berbuat apapun...di..saya harap kamu bisa menerima keputusn ini..” aku pun terlonjak..ada apa?tapi mulutku kelu..
“Karena kamu telah bersedia membantu saya, saya akan menaikkan gaji kamu sebanyak 30%, bagaimana?” kata Pak pras dengan hati-hati..aku pun sibuk menghitung dan tanpa berfikir panjang..aku pun mengangguk menerima tawarannya...
“Makasi ya pak..”kataku
“ Sama-sama di...saya senang  kamu mau menerima nya..kamu bisa gunakan untu banyak hal..mas senang kamu ngga marah...”aku pun tersenyum lagi..sebentar..mas??belum juga kekagetanku hilang..
“Biasakan dengan sebutan mas..dan belajarlah untuk tak kaku lagi denganku...aku tau ini memang membuat kita canggung, tapi aku sungguh-sungguh ingin penyamaran kita berhasil..tolong kamu berikan yang terbaik ya..”ada rasa sakit yang selintas hadir di relung hati yang tak mau aku ungkapkan....
“Tentu pak..eh mas..aku akan berusaha..”demi bisnis..demi perusahaan..desisku dalam hati...
***
Setelah beberapa kali memilah milih gaun yang akan kugunakan..akhirnya pilihanku jatuh pada gaun biru langit berbahan sifon yang sejuk..dipadankan dengan kerudung berwarna yang sama, aku pun mencobanya di kamar pas. Saat aku keluar, Pak Pras memandangku sejenak..tidak ada komentar..namun saat aku menyatakan aku ingin memilih baju ini. Dia hanya mengangguk.
 (gambar didapat dari www.google.com)
Kami pun menuju ke mesjid dan shalat maghrib disana. Selesai shalat dan berdoa, aku berdandan tipis-tipis saja. Kulihat pak pras menunggu di teras mesjid, nampak berganti baju juga..kemeja biru, jas biru tua..ada perasaan hangat itu lagi. Ya ampunn..aku sepertinya telah benar-benar GR.masa aku berfikir Pak Pras sengaja memilih kemeja biru karena aku suka warna biru.

Sesampainya di mobil, pak pras membukakan pintu untukku..
“ Mas suka pilihanmu..kamu tampak cantik sekali dengan gaun itu..” bisiknya saat aku melewatinya..aku pun merasa wajahku memerah..
“Makasi mas...”kataku..saat Pak Pras duduk di kursinya..
“Sama-sama..”katanya sambil tersenyum. Mobil pun menderu kencang, membelah jalanan jakarta..
Kaku sekali rasanya..aku sendiri..sibuk mendiamkan perasaan hati yang tak menentu..aku tau ini hanya pura-pura belaka..tapi kenapa hati ini seolah berharap ini semua adalah nyata..tapi mengapa dia memujiku tadi..bukankah tak ada bu Arta disana?bukankah kami hanya akan berpura-pura pacaran di hadapan Bu Arta?kenapa sikapnya begitu manis padaku..arrghh..sudahlah...

“ Kenapa di..ada yang kamu fikirkan..?”tanyanya lembut..bukan Pak pras yang dingin dan beku..
“Eh..oh..tak ada pak..eh..mas..ngga..ngga ada yang difikrkan...”ya ampunn..kenapa sih aku..aku takut apa yang kufikirkan dapat terbaca oleh dia..dia hanya tersenyum..senyumnya mereka dengan indah..cepat-cepat kutundukan wajahku....perjalanan ini terasa menyiksaku...
Hotel Grand Victoria adalah hotel dengan seni dan futuristik yang sangat tinggi. Arsiteknya sengaj membuat pilar-pilar besar disamping pintu utama dengan karpet merahnya, catnya yang keemasan, dengan lampu kristal yang besar dan megah, seolah wanita yang angun menyambut kami di lobby..


Memasuki kawasan ballrrom, kami disuguhi pemandangan yang sangat menakjubkan, lampu hias yang terang keemasan dengan jumlah yang banyak, mengundang kami untuk masuk, arsitektur khas romawi kuno dengan patung-patung yang mengalirkan air ke kolam tiruan, sungguh mempesona. Inilah pesta kelas atas yang sesungguhnya. Mendadak perutku menjadi mulas..tak kusadari lama kelamaan, tubuhku makin mendekat pada Pak Pras. Seolah tau ketakutanku..Pak Pras memegang puncak kepalaku sekilas..mengelusnya seraya memberi pandangan yang meneduhkanku. Hatiku pun terasa lebih tenang dan percaya diri. Terlihat ratusan tamu sedang melakukan aktifitas yang beragam, ada yang sedang mengobrol santai, ada yang sedang makan, karena ini adalah standing party..tak ada kursi satupun kulihat..

“Maaf..saya  prasetyo dari prasetyo grahatama..”kata Pak Pras pada seorang pelayan
“Kami ingin bertemu dengan Bu Arta.." Pak Pras melanjutkan kemudian..pelayan pun mengantar kami pada Bu Arta yang nampak dikerubungi oleh para tamu...
“ Maaf bu, mengganggu..ini ada Pak Prasetyo dari Prasetyo grahatama mau bertemu..” kata pelayan itu pada seorang wanita yang kuduga, itulah Bu Arta. Kupandangi Pak Pras yang nampak tertegun..dasar cowok..lihat cwanita cantuk..pasti deh ngiler...kataku dalam hati..
“Ya..ya..sebentar..bapak,ibu..saya tinggal sebentar..silakan lanjutkan untuk menikmati hidangan..”kata bu arta lembut..dan mendatangiku..
“Selamat datang..”kata Bu Arta pada kami..
“Sudah mencicipi makanan dan minuman?”tanya nya tapi tatapannya tak lepas dari Pak Pras..memandangnya lekat-lekat..mungkin terpesona pada wajahnya yang ganteng...

“ Belum Bu Mita....”sahut Pak Pras..Bu Mita?Bu Arta kali..kataku hendak protes..
“Mita?darimana anda tau nama kecil saya?’Bu Arta nampak terkejut...
“Sebentar..sbentar..oh....ya ampun..Pras.....Prasetyo..”kata Bu Arta sambil sedikit histeris..
“Ya ampun kamu berubah sekali...apa kabar Pras?”tanya bu arta sambil menggenggam tangan Pak Pras..aku melihatnya sambil deg-degan....Pak Pras nampak kikuk, dan dilepaskannya pegangan tangan Bu Arta. Bu Arta memandangku sebentar..lalu berkata lagi..
“Ya ampun pras..kamu kemana aja?sejak kita lulus SMA kita tak pernah bertemu lagi..kamu berubah sekali sekarang pras....kamu pakai kacamata ya?sejak kapan?kamu nambah ganteng pras..”Pak Pras hanya tersenyum..

“Aku ada disini mita..tak kusangka Bu Arta yang kemarin meneleponku adalah kamu Mita..dulu kan panggilanmu Mita..sejak kapan kamu memanggil dirimu dengan sebutan Arta?untunglah memori ingatan jangka panjangku cukup baik..aku sudah mengenalimu sejak tadi kamu masih bercakap-cakap dengan relasi mu yang lain..” kata Pak Pras dengan nada datar..halooo??dia teman SMA mu..sudah lama tak bertemu pula...apa susahnya kamu lebih ceria..kataku dalam hati..dasar cowok gunung es...
“Ya begitulah pras...kehidupan mengajariku hal-hal lain...aku ingin menjadi seorang bussiness women yang sukses..untuk itu aku tak ingin senaif mita..teman sma mu yang kau kenal..untuk itulah aku merubah panggilanku..”kata Bu Arta..setengah berbisik..seolah takut tamu yang lain tau....

“Oya kenalkan mita..ini sekretarisku sekaligus kekasihku..namanya Audina Puteri.."kata Pak Pras dengan ceria yang dibuat-buat..Bu Arta atau Bu Mita..ah..apapun namanya...melihatku dari atas kebawah hingga aku merasa risih...dari pandangannya aku melihat rasa tidak suka yang tidak disembunyikan.entah mengapa..aku pun mengulurkan tanganku
“Audina..”kataku...
“Ya..aku Arta Paramita...panggil saja Arta..tak kusangka kau memiliki pacar yang sekaligus sekretarismu, pras..sungguh efisein ya..” katanya berpura-pura terseyum  ramah..sambil cepat-cepat menurunkan tangannya..maksudnya apa sih nyindir aku seperti itu..
“Oke Pras..kita berbicara dimana nih?kayaknya ga mungkin di dalam sini...ayo kita ke balkon..ada tempat duduk yang sudah aku siapkan.."kata Bu Arta dengan ceria...

Pak Pras menggamit lenganku..cengkramannya pada lenganku terasa sangat keras..entah mengapa...aku merasa tidak nyaman sekali..ingin kutepiskan tangannya..tapi hal itu akan membuat Bu Arta tau bahwa kami hanya berpura-pura...
“Maaf....mas..aku mau ke toilet dulu..mas duluan ke balkon ya..nanti aku menyusul..”kataku..
“Iya sayang..kamu ngga apa-apa..kamu tampak pucat..mau aku temani?”kata Pak Pras..
“Ngga mas..aku ga apa-apa..aku hanya sebentar.janji..”
“Yasudah mas duluan ya sayang..kamu hati-hati..”Pak Pras memandangku dengan khawatir..entah itu pura-pura atau beneran..aku tak perduli...

Akupun tersenyum pada bu arta dan segera membalikan badanku menuju toilet...di toilet..kulihat wajahku di wastafel...kubasuh tanganku...diam saja di depan kaca...menahan deburan hatiku sendiri....kenapa aku ini....perasaanku sungguh tak nyaman dengan semua ini...ini hanya pura-pura..tatapan Pak Pras..itupun hanya pura-pura...aku merasa rindu pada ayahku....
Mata Pras terus melihat ke arah pintu keluar...apa Audina nyasar ya..lama sekali dia di toilet..fikir Pras..
“Kamu ga usah khawatir gitu dong....pacarmu kan bukan anak kecil lagi Pras..”kata Bu Arta membuyarkan lamunan Prasetyo..
“Ya aku tau mit..tapi tadi dia nampak pucat..aku takut dia pingsan..”kata pras..
“Udah berapa lama kalian jadian?”kata Bu Arta
“Hmm..sekitar 5 bulan..kami jatuh cinta pada pandangan pertama...”
“Tak kusangka seleramu berubah Pras...menyukai wanita berkerudng?setau ku itu bukan tipe mu...”sahut Bu Arta sinis...
“Seseorang bisa saja berubah..mita..ga selamanya kita memiliki tipe yang sama untuk memilih seorang wanita..bukan..?”kata Pras tenang...
“Kemana ya dia..hampir 15 menit dia pergi....”kata Pras dengan perasaan khawatir yang tidak dapat disembunyikan...
“Udah...tenang aja..dia ga akan kenapa-kenapa...aduh senangnya kalau aku jadi pacarmu..kamu orangnya perhatian banget sih..jadi kepengen..”kata Bu Arta sambil tergelak...Pras memandang wajah Bu Arta  sekilas..sejurus kemudian dilihatnya Audina datang...perasaannya kembali tenang...
“Kamu dari mana aja sayang, mas kan khawatir..muka kamu pucat banget..ayo duduk sini disamping mas.."kata Pak Pras sambil menggeserkan kursi untukku duduk..ini cowok..aktingnya jempolan banget..kataku dalam hati...
“Maaf sayang..tadi aku tiba-tiba mulas banget..jadi agak lama..maaf ya...”kataku mengimbangi..senyum Pak Pras makin mengembang...
“Apa yang aku lewatkan nih?”kataku..
“Belum ada sayang..kita bahkan belum memulai..kita nunggu kamu dulu..”kata Pak Pras..Bu Arta yang dari tadi dicuekin..gerah juga...
 “Ya..ya..oke..kalo gitu kita mulai presentasinya..aku akan mendengarkan..”kata bu arta menimpali..
Segera kukeluarkan pc tablet pak pras dari tas tangan yang memang agak besar...kemudian nampaknlah angka-angka dan grafik yang sudah kufahami...Pak Pras pun memulai presentasinya....
Aku malah asyik mengamati Bu Arta..wajahnya dengan make-up yang lembut dan gaun merah marun berpotongan rendah yang sangat cocok membungkus tubuhnya, membuat kecantikannya terpancar..rambutnya hitam panjang dengan anting dan kalung berlian seolah mengajak semua mata untuk memandangnya..dia adalah wanita yang sempurna dan cantik..kataku dalam hati...
“Demikianlah presentasiku....silakan ada yang mau ditanyakan mit?’kata pak pras..
“Ngga pras..cukup jelas kok....aku sangat meragukan kredibilitas sekretarismu pras..sebab daritadi dia malah memandangiku bukannya memperhatikan presentasimu..”kata Bu Arta cepat.menohok hatiku...
Pak pras memandangiku.....
“Dia mungkin terpesona padamu mita...karena tak percaya bahwa wanita secantik dirimu yang sangat sukses memimpin perusahaan sehingga perusahaanmu menjadi salah satu perusahaan terkemuka di negara kita..bukan begitu sayang?”kata Pak Pras..
“Iya bu..betul..maafkan saya ya bu...”kataku..merasa malu sendiri karena Pak Pras sudah mau membelaku...
“Kamu bisa saja pras..coba kalau kamu katakan aku cantik itu sejak kita masih SMA..mungkin dulu kita sudah jadian ya pras..”kata Bu Arta sambil tersenyum genit menggoda..sama sekali tidak menghiraukanku...Bu Arta melanjutkan..
“Oke Pras...aku setuju untuk bergabung dengan perusahaan mu...tapi aku tak bisa menandatnganinya sekarang...ada hal-hal yang harus kukatakan padamu...tapi hanya berdua saja....” sambil memndangku dengan tatapan mengusir....
“Ada apa sih mita..apa lagi yang perlu kita bicarakan..kalaupun ada, biarkan audina disini ikut mendengarkan....”kata pak pras sambil menggenggam tanganku...aku benar-benar risih..pelan-pelan kulepas pegangan tangannya yang erat itu...
“Ngga apa-apa mas..mas ngobrol aja dulu dengan bu arta..nanti kalau sudah selelsai, mas kasih tau aja aku ya..aku ke dalam dulu..”kataku tanpa meminta persetujuan...
“Yasudah..sayang..maaf ya..”Pak Pras memandangku dengan tatapan yang hangat..
“Iya sayang..”kataku pelan..
Meskipun enggan, tetap kulangkahkan kaki ku menuju ke tempat pesta berlangsung dan meninggalkan mereka berdua berbicara....
***

(Bersambung....)


6 komentar:

  1. waah.. teteh rajiin.. like this !! :)

    BalasHapus
  2. hehehe..iseng2 saja a..daripada ngelamun kalo lagi ga ada kerjaan.hihi..gmn menurut a ceritanya?minta di koment ya...kalo ngerasa ga nyambung sama bagian ini, bisa dibaca untuk bagian ke 1 nya dulu a..hehehe..nuhunn..

    BalasHapus
  3. bagus teh.. sipp-sipp.. ^_^

    BalasHapus
  4. Kerenn๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih febby sudah mengapresiasi cerita ini :-D salam kenal

      Hapus
  5. Kerenn๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€

    BalasHapus

Ayo kirim komentar dan beri saya sebuah kritik ^_^ karena banyak spam jadi komentar nya saya moderasi.maaf :-)