BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Prawirohardjo (2002), untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi dengan menetapkan salah satu sasaran untuk tahun 2010 adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 125 orang per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi menjadi 16 orang per 1.000 kelahiran hidup. Menurut Prawiroharjo (2001), untuk mencapai sasaran tersebut ditetapkan 4 strategi utama yang dinyatakan sebagai empat pilar safe motherhood yang salah satunya adalah pelayanan antenatal. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara antara lain dinilai dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian bayi setiap tahun sekitar 500.000 orang wanita di negara berkembang meninggal akibat kehamilannya, berjuta-juta ibu hamil mengalami komplikasi yang berat, dan terjadi 7 juta kematian sebagai akibat gangguan kesehatan ibu pada masa kehamilan atau proses persalinan (DEPKES RI, 1998).
WHO memperkirakan bahwa sekitar 15% dari seluruh wanita yang hamil akan mengalami komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya. Sebagian besar dari 5.600.000 orang wanita hamil di Indonesia, akan mengalami suatu komplikasi atau masalah yang berakibat fatal. Data tersebut menunjukkan, untuk bisa efektif dalam meningkatkan keselamatan ibu dan bayi yang baru lahir, maka asuhan antenatal harus lebih di fokuskan karena telah terbukti bermanfaat untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir (Pusdiknakes – WHO – JHPIEGO, 2001). Saat ini, angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Indonesia masih sangat tinggi. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI,2002/2003), angka kematian ibu adalah 307 orang per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi adalah 20 orang per 1.000 kelahiran hidup (http:///www.Google.co.id. 2005) Penurunan angka kematian ibu merupakan indikator keberhasilan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan ibu hamil dalam hal ini adalah pengawasan pemeriksaan kehamilan yang masih belum memadai, sehingga masalah-masalah atau penyulit dalam kehamilan dengan hamil resiko tinggi terlambat diketahui bahkan tidak diketahui (Manuaba, 1998). Hal ini sesuai dengan visi Indonesia sehat 2010, dimana telah merumuskan visi pembangunan kesehatan yang menuju masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai dengan penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Pedoman Manajemen Terpadu Kesehatan Puskesmas, 2003).
Pada zaman dulu, pada umumnya masyarakat menyangka bahwa hal yang paling utama dan yang paling penting adalah berupa pertolongan sewaktu persalinan. Pada saat ini sangkaan itu dianggap salah, karena selain perkembangan pengetahuan pada masyarakat juga di dukung oleh kesadaran yang tinggi. Pengawasan yang baik, bermutu dan keteraturan dalam pemeriksaan, banyaknya penyulit-penyulit sewaktu hamil dapat diobati dan dicegah sehingga persalinan berjalan mudah dan normal. Apabila dalam peroses persalinan akan diambil suatu tindakan, hal ini seharusnya dilakukan sedini mungkin tanpa harus menunggu terjadinya komplikasi dan persalinan tidak terlantar (Moechtar, 1998).
Berdasarkan Kep. Menteri Kesehatan RI No. 1457/MenKes/SK/X/2003 cakupan K1 dan K4 pada tahun 2010 diharapkan mencapai target 95%. Di Propinsi Lampung terdapat 177.762 orang ibu hamil dimana perbandingan dari jumlah ibu hamil tersebut adalah dari 20 orang ibu hamil terdapat 13 orang ibu hamil yang memeriksakan dengan bidan atau di fasilitas kesehatan, contohnya Puskesmas atau Rumah Sakit (Profil Kesehatan Propinsi Lampung, 2004). Target yang harus dicapai Dinas Kesehatan Lampung Timur untuk K1 dan K4 sebesar 90% sedangkan data yang didapat dari pra survei di Dinas Kesehatan Lampung Timur, sasaran ibu hamil untuk cakupan K1 dan K4 di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2005 sebanyak 24.301 orang ibu hamil tetapi yang melaksanakan kunjungan awal kehamilan (K1) hanya 20.452 orang ibu hamil (84,2%) dan yang melaksanakan kunjungan ulang secara teratur minimal 4x (K4) hanya 19.151 orang ibu hamil (78,8%). Data pra survei di Puskesmas Sukaraja Nuban didapat sasaran ibu hamil untuk cakupan K1 dan K4 pada tahun 2005 sebanyak 1.129 orang ibu hamil tetapi yang melaksanakan kunjungan awal (K1) sebanyak 1.023 orang ibu hamil (90,6%) dan yang melakukan kunjungan ulang minimal 4x hanya 1.004 orang ibu hamil (88,9%). Berdasarkan data pada bulan Maret tahun 2006 dari BPS Suwarni, didapatkan 59 ibu hamil tetapi yang melakukan pemeriksaan ulang kehamilan hanya 43 orang ibu hamil dan yang tidak melakukan pemeriksaan ulang kehamilan ada 16 orang ibu hamil.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
“Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan"
Sungguh berat pengorbanan seorang ibu ya teh...Cocok ceritanya sebagai inspirasi saya membuat puisi tentang ibu, tapi saya hanya bisa membuat dalam sebuah sms mas..SELAMAT HARI IBU semoga kita bisa menjadi kebanggan buat ibu kita
BalasHapusiya...subhanallah bgt loh, kalau kita telusuri perjuangan ibu kita....smga semakin lama kita semakin mencintai ibu kita, bila kita tau perjuangannya....
BalasHapus